Corpus Curare Spiritumque
Satu di antara dua orang penduduk Indonesia menderita anemia. Penyebab anemia atau yang biasa disebut kalangan awam dengan penyakit kurang darah, selain kekurangan gizi juga adanya penyakit yang merusak sel darah merah.
Menurut dr Syafrizal Syafei SpPD KHOM, konsultan hematologi onkologi medis Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSUPN) Cipto Mangunkusumo, dan
RS Kanker Dharmais dalam acara seminar 'Indonesia Bebas Anemia' kemarin, di Jakarta, kekurangan gizi seperti zat besi banyak ditemukan di Indonesia. "Bahkan penelitian yang dilakukan Fakultas Kedokteran Udayana di Bali menunjukkan 46% ibu hamil kena anemia. Secara umum di Indonesia sekitar 20% wanita, 50% wanita hamil, dan 3% pria kekurangan zat besi."
Sedangkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan dua miliar penduduk dunia terkena anemia. Tanda-tanda anemia antara lain kulit pucat, rasa lelah, napas pendek, kuku mudah pecah, kurang selera makan, dan sakit kepala sebelah depan. Namun, terkadang tidak ada keluhan bila pasien mengalami anemia ringan.
kriteria lain orang terkena anemia apabila hemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari 13 g% untuk pria dan untuk wanita kurang dari 12 g%. Sedangkan anemia untuk anak usia 6 bulan - 5 tahun, kandungan Hb dalam darah kurang dari 11 g%. Anak usia 6-14 tahun kandungan Hb kurang dari 12 g%.
Fungsi zat besi sebagai pigmen pengangkut oksigen dalam darah. Sementara oksigen diperlukan untuk fungsi normal seluruh sel tubuh. Apabila darah kekurangan oksigen maka fungsi sel-sel di seluruh tubuh bisa terganggu.
Zat besi bersumber pada makanan bergizi seperti daging merah terutama hati, kuning telur, ikan, ayam, kacang merah, daun katuk, bayam, serta roti gandum.
"Sering kali asupan zat besi ini berkurang karena adanya makanan yang bisa menghambat penyerapan zat besi di dalam tubuh. Atau, pengelolaan makanan yang kurang baik," kata Syafrizal.
Untuk melihat lebih jauh artikel ini...Klik DISINI